Selasa, 04 Agustus 2009

Batang Hari Musi

Pendahuluan

Keberadaan Batang Hari Musi di Sumatra Selatan belum diketahui secara pasti sejak kapan, siapa pertama memberikan nama Musi. Akan tetapi kemungkinan besar, ribuan tahun sebelum masehi, bahkan diperkirakan sebelum manusia yang menetap di Sumatra Selatan, batanghari Musi sudah ada. 

Keberadaan Sungai Musi ini, yang menyebabkan daerah Sumatra Selatan sejak ratusan abad lalu menjadi daerah yang hidup. Dia menjadi sumber kehidupan hewan, tumbuhan, hingga manusia. Jadi, tidaklah heran, di sekitar gunung Dempo, tepatnya di sekitar anak-anak batanghari Musi, pernah hidup manusia dengan peradaban yang cukup maju di jamannya, yang kini terlihat melalui artefak berupa patung-patung prasejarah. Lainnya, di Sumatra Selatan banyak ditemukan sumber daya alam berupa minyak bumi, batubara, dan gas bumi, yang membuktikan di daerah ini pernah hidup tumbuhan dan hewan sejak jutaan tahun lalu.

Ikan-ikan di Sungai Musi 
  • Ikan Semah (Tor Douronensis) yang hidup di Sungai Musi bagian Ulu, tepatnya di sekitar gunung Dempo, merupakan ikan dengan tubuh indah. Warna sisik yang putih atau merah keemasan sangat enak dipandang. Mereka cenderung bertubuh besar, suka berkelompok dalam jumlah yang tidak besar dan memakan apa saja.
  • Ikan Gabus (Channa Striata) dan Ikan Toman (Channa Micropeltes). Ikan yang hidup di sungai, rawa, danau, sawah, hingga di parit-parit ini, juga memakan makhluk hidup apa saja, seperti serangga, ikan kecil, kodok, atau berudu. Jadi, tak heran, Gabus dan Toman menjadi hama bagi komunitas ikan air tawar lainnya. Bahkan Gabus atau Toman yang berukuran besar dapat mencapai panjang sekitar 1 meter juga berbahaya bagi manusia. 
  • Ikan Betok (Anabas Testudineus). Bedanya, Betok memiliki ukuran lebih kecil, maksimal panjangnya 25 sentimeter. Lalu mereka pun hidup di pinggiran Sungai Musi atau anaknya, seperti di rawa-rawa, kolam atau parit. Betok juga mampu bertahan hidup di darat untuk sekian lama. Bahkan, kecepatan berjalan di darat lebih cepat dari Gabus atau Toman. Insangnya digerakan dengan dimekarkan seperti menjadi kaki depan Betok saat bergerak.
  • Ikan Juaro (Pengasius) ikan yang masuk ordo Osthariophysi ini termasuk yang paling rakus. Selain memakan ikan kecil, serangga, ikan ini juga memakan kotoran manusia dan buntang. Jadi, Juaro selalu hadir di sekitar manusia.
  • Seluang Bada (Rasbora Daniconius) dan Sepat (Trichogaster Pectoralis) Keduanya suka bergerombol dan juga memakan apa saja, meskipun tidak sebuas atau serakus Gabus, Toman, Semah, Juaro, atau Betok.

    Penutup

    Tulisan ini merupakan hasil kajian kepustakaan ruang digital melalui situs internet. Ucapan terima kasih penulis kepada para pengelola situs internet yang telah saya jadi sumber tulisan ini dan mohon maaf nama penulis sumber tulisan tidak saya tuliskan disini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar