Rabu, 16 September 2009

Tumbuhan Pulai

Pendahuluan

Pulai banyak pula tumbuh di daerah Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Kalimantan, dan daerah lainnya. Nama tumbuhan ini : Pulai. Nama lain : Pelawi (Lubai), Pule (Jawa), Nama ilmiah : Alstonia Scholaris (L.) R.Br). 

Karakteristik Tumbuhan

Alstonia pneumatophora Back. Ex don Berger

Ciri dari Pulai jenis ini adalah berupa pohon besar dengan diameter mencapai 100 cm bahkan bisa lebih, dan tingginya bisa mencapai 40-50 m. Tumbuhan ini mempunyai banir serta berakar lutut, dengan batang bergalur , berwarna abu-abu sampai ke putih. Permukaan batang halus sampai bersisik, kulit bagian dalam sangat tebal dan halus, mempunyai warna orange sampai kecoklatan, granular, mempunyai getah yang sangat melimpah. Daun yang dimiliki tumbuhan ini adalah tunggal dan tersusun secara vertikal di ujung ranting. Bentuk daun oval atau ellips (ellipticus), dengan pangkal agak lancip (cuneate), ujung bundar atau membusur (rounded), permukaan daun licin atau tidak berbulu (glabrous). Pertulangan daun sejajar, warna daun bagian bawah keputihan dengan ukuran 8 – 12 cm x 3 – 5 cm. Bunga berwarna putih, berukuran kecil di terminal; buah capsule berpasangan, panjang sekitar 25 – 30 cm, permukaan buah licin sampai kasar (glabrous sampai pubescens).

Alstonia spatulata Blume

Ciri fisik tumbuhan dari jenis ini mempunyai ukuran kecil sampai dengan sedang dengan diameter bisa mencapai 75 cm dan tingginya sampai 20 – 30 m. Batang dari jenis ini berbentuk silindris, beralur, berwarna abu-abu dan halus; kulit bagian dalam berwarna kuning pucat dengan getah putih yang melimpah. Komposisi daun tunggal, tata daun vertikal, bentuk pada bagian ujung daun bundar atau membusur besar (rounded), sedangkan pangkal daun agak lancip (cuneate) yang berhenti pada ranting. Daun muda berwarna merah, dengan ukuran daun berukuran antara 4 – 6 cm x 7 – 10 cm. Permukaan daun glabrous (licin dan tak berbulu) dengan pertulangan daun menyirip sejajar. Bunga berukuran kecil, berwarna putih, memiliki ukuran panjang sekitar antara 4 – 7 cm. Buah seperti kapsul, kondisi berpasangan, dengan ukuran panjang antara 18 – 20 cm.

Alstonia scholaris (L.) R. Br.

Ciri – ciri dari pohon ini memiliki tinggi bisa mencapai lebih dari 40 m. Batang pohon tua beralur sangat jelas, sayatan berwarna krem dan banyak mengeluarkan getah berwarna putih. Daun tersusun melingkar berbentuk lonjong atau elip. Panjang bunga lebih dari 1 cm, berwarna krem atau hijau, pada percabangan, panjang runjung bunga lebih dar 120 cm. Buah berwarna kuning merekah, berbentuk bumbung bercuping dua, sedikit berkayu, dengan ukuran panjang antara 15 – 32 cm, berisi banyak benih.

Kegunaan dan Khasiat

Pohon pulai mengandung banyak getah. Getah berwarna putih, rasa getahnya sangat pahit. Rasa pahit itu didapatkan pula dari akar, kulit batang dan daunnya. Pada bagian pohon ini terdapat bahan yang sudah diketahui antara lain alkaloida berupa ditamine, ditaine, dan echi-kaoetchine. Pada kulit batang terdapat kandungan saponin, flavonoida, dan polifenol. Sedangkan untuk zat pahitnya terdapat kandungan echeretine dan echicherine.

Dari kandungan kimia yang terdapat didalamnya, pulai sering pula digunakan dalam pengobatan tradisional. Tanaman ini memiliki sifat antipiretik, anti malaria, antihipertensi serta anti andenergik dan melancarkan saluran darah. Penggunaan kandungan ini bisa berasal dari akar, kulit batang , daun dan getah pulai dapat dijadikan obat nyeri (di sisi dada atau karena tusukan) jika dikunyah bersama pinang dan ampasnya dibuang. Akarnya juga obat tukak didalam hidung, mengobati koreng dan borok.

Kulit batang pulai bermanfaat untuk mengatasi demam, hipertensi, tonikum, ekspektorant, perut kembung, ginjal membesar, demam nifas, hemoroid dan sakit kulit. Cara penggunaanya adalah dengan merebus kulit batang pulai yang dicampur dengan bahan lainnya. Air rebusannya itu disaring dan diminum sekaligus. Penggunaan getahnya dapat pula berkhasiat untuk mengatasi koreng, borok pada hewan, bisul dan kecacingan (kremi). Untuk mengatasi penyakit tersebut, getahnya dicampurkan dengan bahan lain.

Daunnya pun punya manfaat yang banyak. Dengan merebus daun pulai dan bahan lainnya bisa mengobati sifilis, beri-beri, sakit usus, cacing, disentri, diare menahun, diabetes dan malaria, jenis pulai yang sering digunakan adalah pulai waluh.

Penutup

Kayu Pulai mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan bekhasiat untuk pengobatan tradisional. Tanaman ini tidak sulit pemeliharaannya. Untuk di Kecamatan Lubai sangat cocok untuk ditanam sepanjang jalan lintas sumatera sebagai peneduh jalan, sepanjang daerah aliran sungai Lubai sebagai penahan erosi, tanah rawa-rawa yang bergambut sebagai pemanfaatan lahan tidur, lahan perkebunan karet yang kurang produktif sebagai tanaman selingan dan pada hutan muda sebagai pertanian pola polikultur.

Tulisan ini merupakan hasil kajian kepustakaan ruang digital melalui situs internet. Ucapan terima kasih penulis kepada para pengelola situs internet yang telah saya jadi sumber tulisan ini dan mohon maaf nama penulis sumber tulisan tidak saya tuliskan disini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar