Selasa, 23 November 2021

Bekarang Ikan

Bekarang Ikan dalam bahasa Lubai adalah suatu kegiatan mencari ikan disungai kecil (Batang ahi) atau danau kecil dilakukan secara beramai-ramai, pada saat kemarau yaitu air di batangari mulai mengering. Dahulu pada tahun 1970-an di wilayah kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan, setiap tahun dilaksanakan bekarang ikan dengan cara dilelang dalam acara lelang lebak lebung dan uang lelang untuk masuk kas desa.   Peralatan bekarang ikan adalah dalam bahasa Lubai yaitu : Tangkul, Tumbak, Tirok, Sehampang, Tanggok dan sebagainya.

Berkarang di Air Purun

Penulis pernah mengikuti bekarang ikan tahun 1970 di Sungai atau Aiah Puhun, desa Jiwa Baru, kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan, saat itu penulis berusia 9 tahun. Karena ini adalah pengalaman yang pertama bagi penulis, ketika mengikuti kegiatan ini penulis tidak banyak mendapatkan hasil tangkap ikannya. Saat ikut bekarang Ikan penulis binggung cara menangkap ikannya, apalagi penulis lihat orang yang dewasa lebih gesit menangkapnya. 

Tapi ada sesutu yang tidak terlupakan sampai saat penulis membuat postingan ini adalah ketika Uwak Haji Abdul Qohar memberikan sebuah Sawo yang matang, yang tadinya penulis merasakan lapar dan dahaga lasung lenyap seketika. Padahal saat itu penulis merasa haus dan lapar, waktu telah menunjukkan pukul 13.30 WIB. Sebuah keberkahan pemberian seseorang yang 'alim, sebuah Sawo Manila dapat melenyapkan rasa lapar dan daharga seketika.

Berkarang di Lau-lau

Pengalaman bekarang yang kedua adalah pada tahun 1976 di Danau Lau Lau, desa Jiwa Baru, kecamatan Lubai, kabupaten Mauarta Enim, provinsi Sumatera Selatan. Penulis saat itu masih kelas II SMP Negeri Talang Padang Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung. Kegiatan bekarang ikan ini, dalam rangka Kakak penulis hendak melangsungkan acara Resepsi pernikahannya acara bekarang ikan dilangsungkan pihak keluarga kami dan lokasi bekarang ikan ini yang memilikinya hanya keluarga besar kami, sehingga yang melakukannya hanya 8 orang saja. 

Penulis saat itu tidak boleh untuk ikut bekarang ikan, dihawatirkan mendapat bahaya. Tapi larangan itu tidak penulis gubris, akhirnya penulis mendapatkan bahaya yaitu kena patil duri ikan Kalang sejenis ikan Lele, suatu pengalaman yang tidak terlupakan karena saat itu penulis badannya jadi panas dingin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar