Oleh :Prof Dr Roy Sembel / Sandra Sembel
Kesuksesan bermula dari pikiran.
Mereka yang sukses pasti memiliki7 pilar cara berpikir sukses. Cara berpikir sukses ini juga diperlukan dalam masa ledakan informasi dan bergulirnya berbagai perubahan dengan cepat. Apa saja ketujuh pilar tersebut? Ingin tahu? Simak yang berikut ini.
Howard Gardner pencetus teori Multiple Intelligences membahas lima cara berpikir dalam bukunya, Five Minds for the Future. Lima cara berpikir ini dilengkapi lagi dengan tambahan dua cara berpikir, sehingga menjadi tujuh cara berpikir sukses berikut:
1. Cara berpikir Interdisipliner
Cara berpikir seperti ini, merupakan tuntutan untuk meramu dengan harmonis beberapa disiplin ilmu dan setidaknya satu keterampilan dasar. Misalnya, seorang guru, bukan hanya harus menguasai ilmu dan keterampilan keguruan, tetapi juga harus memperkaya diri mengenai beberapa ilmu dari disiplin lain, antara lain ilmu psikologi, ilmu antropologi, dan ilmu filosofi. Dengan demikian sang guru menjadi mampu melakukan pekerjaan dengan kualitas unggul. Demikian pula dengan profesi lainnya, dokter, pebisnis, ekonom, dan ahli hukum. Jadi proses belajar jangan berhenti ketika lulus dari bangku pendidikan formal, tetapi harus berlanjut seumur hidup.
Cara berpikir ini, sangat diperlukan dalam era informasi yang berlimpah. Kita harus bisa mensintesa informasi, atau memilah-milah informasi dan memilih serta mengintegrasi informasi dan pengetahuan yang kita perlukan untuk menyelesaikan pekerjaan, mencari solusi terhadap masalah, ataupun memberi kan rekomendasi dan menjawab pertanyaan. Saat ini mudah sekali mendapatkan informasi, namun tidak semua informasi bermanfaat dan tidak semua informasi bermanfaat berguna untuk diri kita.
3. Cara berpikir Mencipta
Cara berpikir ini, diperlukan untuk menemukan dan memahami hal-hal baru, misalnya ide baru, masalah baru, fenomena baru, ataupun solusi baru. Hal-hal baru inilah yang nantinya menjadi pelopor terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik. Penemuan terhadap hal-hal baru ini tidak perlu dilakukan dengan menunggu sampai adanya tuntutan untuk mencipta, tetapi lebih jauh lagi perlu dilakukan secara berkesinambungan, dan terus-menerus, agar tidak menjadi pengikut perubahan tetapi justru sebagai pencipta perubahan.
Cara berpikir ini, adalah cara berpikir yang menyadari dan menghargai berbagai perbedaan yang ada di antara umat manusia, baik dalam budaya, kepercayaan, pendapat, dan juga cara berpikir. Dengan menerapkan respek terhadap perbedaan, kita justru membuka mata dan pikiran terhadap berbagai perbedaan tersebut yang bisa memperkaya hidup kita karena kesadaran akan keragaman tersebut. Sebaliknya, cara berpikir respek ini juga membuka mata orang lain untuk menghargai buah pikiran kita.
5.Cara berpikir Etis
Cara berpikir ini, merupakan pemenuhan tanggung jawab seseorang terhadap pekerjaannya ataupun peranannya dalam keluarga (sebagai anggota keluarga), masyarakat (sebagai anggota masyarakat), negara (sebagai warga negara), maupun dunia profesional yang ditekuninya (sebagai karyawan ataupun pelaku usaha). Etika yang berhubungan erat dengan tanggung jawab inilah yang penting untuk menambah nilai unggul seseorang hingga bisa dibedakan dari orang kebanyakan.
Cara berpikir ini, untuk menjawab tantangan. Dalam hidup ada berbagai tantangan yang harus dan akan dihadapi. Tantangan kegagalan, kesulitan, penolakan dan berbagai tantangan lainnya. Semua ini harus dihadapi dengan cara berpikir positif. Dengan berpikir positif, kegagalan menjadi pengalaman hidup yang berharga yang bahkan bisa mendorong seseorang menggerakkan cara berpikir mencipta untuk menemukan solusi baru.
Cara berpikir ini, terkait erat dengan cara berpikir etis dan respek terhadap hak orang lain, termasuk hak para generasi penerus untuk juga menikmati kenyamanan dan kesuksesan yang telah diraih.
Dunia saat ini terutama di masa depan membuat kita harus menghadapi berbagai tuntutan, perubahan, dan tantangan.
Sumber : Sinar Harapan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar